Jakarta — Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria mengungkapkan sejumlah arahan Presiden Republik Indonesia terkait penguatan arah riset nasional ke depan. Hal tersebut disampaikan Arif usai menghadiri rapa terbatas bersama Presiden didampingi Wakil Kepala BRIN di Istana Negara Jakarta (24/11).
Arif menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut ia melaporkan langkah-langkah jangka pendek BRIN untuk menata organisasi serta menyiapkan program riset yang mendukung agenda strategis pemerintah, terutama di sektor pangan dan energi. Arif menyebut BRIN mendapat arahan khusus untuk memperkuat kontribusi riset terhadap sejumlah program prioritas, seperti Makan Bergizi Gratis, Koperasi Merah Putih, dan Kampung Nelayan.
“Bapak Presiden menegaskan bahwa BRIN adalah institusi riset yang sangat penting dan harus mampu memberikan harapan baru melalui temuan serta inovasi yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan bangsa,” ujar Arif.
BRIN juga menargetkan percepatan hilirisasi inovasi agar pemanfaatan teknologi tidak hanya terpusat di pusat-pusat riset. Arif menegaskan bahwa sinergi lintas lembaga akan diperkuat, termasuk dengan Danantara dan Agrinas.
“Agrinas merupakan partner strategis yang harus terus digandeng BRIN, baik Agrinas Palma, Agrinas Pangan, maupun Agrinas Jalatri,” katanya. Kolaborasi ini diharapkan mendorong peningkatan produksi pangan dan mempercepat terwujudnya swasembada pangan nasional.
Presiden juga memberikan perhatian khusus pada pemenuhan kebutuhan protein nasional. Menurut Arif, swasembada tidak hanya berfokus pada beras dan jagung, tetapi juga protein seperti daging sapi, ayam, telur, dan hasil perikanan.
“BRIN saat ini belum memiliki pusat penelitian perikanan tangkap. Insyaallah kami akan segera membentuk Pusat Penelitian Perikanan Tangkap untuk mendukung peningkatan produksi protein nasional,” ungkapnya.

Selain pangan, Presiden meminta BRIN mendukung industri strategis lainnya, termasuk industri garmen, tekstil, sepatu, serta elektronik yang menyerap banyak tenaga kerja. BRIN juga terus memperkuat riset dan produksi pesawat melalui kolaborasi dengan PT Dirgantara Indonesia, termasuk pengembangan N219 dan rencana produksi seaplane (pesawat amfibi). Kemitraan dengan Pindad juga akan diperkuat untuk riset alutsista dan otomotif, termasuk pengembangan kendaraan Maung.
Menjawab pertanyaan wartawan soal penataan internal BRIN, Arif mengungkapkan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan para pejabat eselon 1 dan 2 untuk membenahi sejumlah isu seperti homebase peneliti, sistem insentif, dan optimalisasi aset.
“Kami sudah mengunjungi banyak fasilitas BRIN di Surabaya, Cibinong, Serpong, hingga Pontianak untuk melihat langsung aset yang idle dan akan kami revitalisasi,” katanya. Presiden, lanjut Arif, juga mendukung perbaikan sejumlah perangkat riset strategis agar BRIN mampu menghasilkan inovasi yang lebih kuat.
Dalam jangka panjang, BRIN tengah menyiapkan ekosistem riset untuk menampung lulusan SMA unggulan seperti SMA Garuda yang melanjutkan studi STEM di luar negeri. “Ketika mereka kembali, kami ingin mereka punya ruang berkarya dan berkontribusi bagi inovasi bangsa,” tutur Arif.
Peliput : Tim Liputan Jurnal8.id
Editor : Redaksi Jurnal8.id
